Halaman

Minggu, 17 Agustus 2014

Tarian Para Leak

      Terik matahari siang itu membakar tubuh hingga tetesan keringat mengucur dari balik baju tipis yang kini kugunakan, kota yang dulu terkenal dingin kini tak lagi menusuk tulangku. "Kamu besok jadi berangkat jam berapa?" tanya Ibundaku yang sedari tadi sudah lama mengobrol denganku ditelefon, "Iya jam lima Anisa berangkat Bun.." sahutku sambil membereskan isi koper yang hendak kubawa esok pagi "Yaudah kamu hati-hati ya, daaaa" kami pun mengakhiri pembicaraan kami.
Berlibur sambil mengerjakan tugas kuliah..? kenapa enggak?! yup.. aku akan melakukan perjalanan ke pulau tetangga yang nanti nya aku akan melakukan sedikit kegiatan perkuliahan disana yakni KKN atau yang lebih dikenal sebagai Kuliah Kerja Nyata, ya itung-itung menyelam sambil minum air laaah, Setelah ku periksa untuk yang kesekian kalinya..kurasa semua barang yang kuperlukan sudah kumasukkan kedalam koper dan tas yang akan kubawa nantinya.
       Ke esokan harinya aku melakukan perjalananan bersama sahabatku Dini, kurang lebih satu jam perjalanan kami telah sampai di bandara dan langsung dijemput oleh orang tua Dini karena memang si Dini adalah asli orang Pulau seribu masjid itu, namun setelah sampai dirumah Dini kami memutuskan untuk pergi berenang, dengan sok nya aku, Dini dan kedua adiknya pergi kesebuah wisata kolam renang yang berada dekat dari tempat kami namun waktu menunjukkan pukul 05.15 yang seharusnya kami sudah berada dirumah malah kami pergi ketempat kolam pemandian. Udara disini begitu berbeda, sejuk dan segar karena tidak tampak sedikitpun polusi-polusi yang ditimbulkan akibat asap kendaraan yang penuh sesak seperti di pulau Jawa ini, karena memang lokasi pulau ini masih sangat alami dan kendaraanpun jarang sehingga tidak menimbulkan macet parah, semacet-macetnya kota di pulau ini aja hanya waktu keberangkatan dan pulangnya anak-anak sekolah serta pekerja. Lokasi tempat ini juga tidak seperti yang sering ku lihat di jawa karena pulau ini juga terdapat agama yang beraneka ragam dan pulau ini memiliki dua agama yang dominan namun tetap satu mungkin hal ini karena di dasari oleh semboyan kita yakni Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda namun tetap satu.
Aku menghabiskan waktu satu minggu di kediaman keluarga Dini yang kemudian harus kutinggalkan karena kami mempunyai kegiatan kuliah yang harus dilaksanakan secepat mungkin dan kami pun akhirnya berangkat ke kota untuk menemui instansi yang kami tuju untuk menjalankan tugas.
      Sesampainya dikota kami tinggal disebuah rumah yang tidak jauh dari tempat yang setiap hari harus kami tuju untuk menjalankan tugas kami. sebuah kamar dilantai atas telah disediakan untuk kami tinggali selama satu bulan namun Dini memutuskan untuk kembali kerumahnya dan akan kembali esok pagi karena ada sesuatu yang harus dia lakukan dan akhirnya aku tinggal sendirian dalam kamar baru itu, ku kira ini akan berjalan normal namun ternyata kenormalan itu hanya berlaku sepekan dirumah Dini karena hal baru yang belum pernah kutemui sebelumnya sekarang telah hadir di hadapanku dan menyita perhatianku, bulu dukuk perlahan bangkit menyapa para lelembut penghuni rumah dan sekitar, sekelebat sosok wanita menghampiri dengan tatapan sayu yang membuatku merasakan betapa pilunya duka yang dia rasakan. Malam tiba dan udara yang mencekam disuasana baru inipun membuat seram, terbiasanya menyaksikan hal mistis bukan berati tidak takut akan hal mistis yang baru. Suara tangisan dari arah luar kamar perlahan semakin jelas didengar, parahnya keinginanku untuk ke kamar kecil tidak bisa dihindari lagi, mana lokasi nya diluar kamar yang harus rela keluar kamar menuju balkon yang langsung arena terbuka disambut oleh persawahan gelap, setelah tuntas aku segera berlari kecil menuju kamar namun sosok putih berada sangat jelas diatas genting yang segera kutahu itu adalah sesosok kuntilanak yang sering kutemui jenisnya, aku segera melangkahkan kaki menuju kamar dan menutupi semua tubuhku dengan selimut berharap pagi akan segera menyapa. "Gimana semalem tidurnya nyenyak?" tanya Dini yang sedikit terburu-buru berganti baju, "Iya nyenyak kok" jawabku singkat berharap tidak ada pertanyaan lagi yang terucap dari bibir kawanku itu karena aku berusaha menutupi kejadian semalam yang mungkin akan membuat si Dini pingsan ketakutan kalau membayangkan hal tersebut. kami pun bergegas berangkat, bekerja memang hal yang tidak mudah seperti dalam sebuah sinetron..kami mengerjakan apapun yang diperintahkan agar mendapatkan penilaian yang baik dari instansi. Hari-hari dengan Dini berjalan seperti biasa, meskipun tetap dengan suasana mistis namun hal itu tidak terlalu tampak karena keramaian kami hingga si Dini memutuskan untuk pulang dengan berbagai alasannya sehingga tinggallah aku sendirian dan sudah ku duga pasti akan mendapatkan sesuatu yang menyeramkan. Malam ini adalah malam yang benar-benar menakutkan lebih dari malam sebelumnya karena ada sebuah pemadaman listrik yang semakin menambah cenat cenutnya hati ini, dentum jam menunjukkan pukul 23.00 dan mata ini masih sulit untuk terpejam hingga jarum jam menunjukkan pukul 01.00 terdengar sebuah kincringan kemudian di ikuti oleh angin yang menyapu dedaunan yang membuat suara-suara gesekan daun dan tembok, seperti biasa aku selalu berkeinginan pergi ke kamar kecil namun ketika aku melangkahkan kaki ditengah sawah yang gelap itu terlihat kerumunan orang yang bersorak-sorak namun setelah diperhatikan sosoknya berbadan kekar dan berwajah buruk, apakah itu yang disebut leak? mereka menari-nari dengan gesit, tanpa kusadari salah satu dari mereka kini berada disampingku mencengkeram pundakku dengan kuku-kuku yang panjang dan jari sebesar pisang, aku menghadap arah dimana tangan itu berada namun aku segera tersentak dengan sosoknya yang menyeramkan, tinggi dan bermata satu, dia berusaha menggerakkan tubuhku diluar keinginan namun kucoba melawan dengan sekuat tenaga yang akhirnya dia menghilang dengan raut marah yang masih tepaut diwajahnya. ke esokan harinya aku mendapati rambut yang berjatuhan seperti sapu ijuk, kaku, namun segerea kusingkirkan.  berpikir untuk pindah?tidak secepat itu menyerah oleh bangsa yang sudah di kutuk, aku segera membekali diri dengan keyakinan yang kuat terhadap Tuhan yang maha Esa dengan begitu mereka tidak akan mudah untuk mengganggu dan memanfaatkanku.
      Beberapa jam kemudian aku memutuskan untuk tidur karena kurangnya tidurku semalaman akibat gangguan para leak, namun dalam tidur di tengah hari aku mendapatkan sesuatu yang membuatku melihat ragaku sedang terbujur ditempat tidur..sejenak kemudian dia menyeretku kerumah dimana terlihat orangtuaku sedang menonton di ruang keluarga lalu dengan cepat pula aku kembali diruang tempat tidur dan mendapati sosok Leak itu kembali dengan seramnya dia mencoba menakutiku dengan bergerak kesana kemari persis menari dengan gerakan cepat, tawanya yang menggelegar namun aku cepat segera bangun..namun sialnya aku terlempar ke alam bawah sadar kembali bertemu dengan nya kemudian aku mencoba kembali terbangun namun gagal lagi, berulang kali dan akhirnya aku tebebas dari gelak tawa leak itu. aku terbangun namun tetap dalam ekspresi tidak terjadi apa-apa ketika pemilik rumah bermain ke kamarku, ber pura-pura menjadi normal itu membuatku tertekan ketika sosok mengerikan ada didepan mata dan aku harus tetap berpura-pura tak melihatnya di depan orang yang tak dapat melihatnya. liburan telah usai, saatnya kembali kepulau asal dan meninggalkan lelembut yang sedikit mengganggu acara liburan namun kusadari mungkin mereka hanya menunjukkan eksistensi mereka saja. bukan berarti liburanku benar-benar rusak karenanya buktinya aku masih bisa tertawa bahagia dengan mengunjungi beberapa tempat indah di sana. tarian leak..yang membekas dalam ingatan menjadi oleh-oleh yang tak terlupakan.
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar, tapi jangan nyepam ya ....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...