Hari demi hari aku lalui, Rasa rindu pada sosok seorang
kakek yang sangat penyayang, yang mengajari ku banyak hal, dan selalu
menceritakan pengalaman semasa muda. Dulu ketika ujian sekolah sudah dekat, aku
selalu datang dan meminta doa pada kakek lalu beliau akan menceritakan
cerita-cerita yang menarik. Keistimewaan kakek ku adalah bisa menguasai
beberapa bahasa, walau pun demikian.. kejeniusan nya tidak menurun padaku
(hiiikkkkssss) Masih teringat saat kakek ku mnyanyikan lagu “kimigayo” dan
menepuk-nepukkan kedua tangan ku.
Hari
itu aku sangat merindukan sang kekek, Dulu kata kakek mau nerusin cerita nya..
tapi kenapa kakek pergi?
Malam
itu, aku tak berharap apa-apa.. aku hanya berdoa dan memejamkan mata.. Beberapa
saat kemudian aku berada di dalam sebuah rumah yang tak asing lagi,
ya! Rumah nenek
ku. Terdengar percakapan antara nenek dengan putra-putri nya, Kemudian aku
melihat-lihat ke arah luar jendela dan mendapati kakek ku berjalan dengan
terhuyung-huyung, kaos putih yang sering di kenakan nya ketika masih hidup terlihat
kotor dengan noda tanah, wajah putih nya hanya tersenyum melihat ke arah ku
lalu memasuki rumah.
Kedatangan
kakek ku itu langsung membuat semua terkejut, lalu nenek ku bertanya.
“Kek.. kenapa
kesini... ayo kembali ke rumah kamu..”
dan kakek ku menjawab “ Sebentar nek.. kangen sama anak cucu, di tinggal pada nangis semua gitu. disana gak enak, pengap,panas, aku haus,kenapa kakek gak di bawain pohon..“ lalu bercerita orang-orang yang menemani beliau,dan tetangga-tetangga kakek yang menderita “si A , si H, si T, (bnyak lagi) lho nek.. kasian sekali.... .. .. ...” percakapan yang lumayan lama dan aku hanya mendengarkan dengan pandangan aneh ke arah kakek ku.
dan kakek ku menjawab “ Sebentar nek.. kangen sama anak cucu, di tinggal pada nangis semua gitu. disana gak enak, pengap,panas, aku haus,kenapa kakek gak di bawain pohon..“ lalu bercerita orang-orang yang menemani beliau,dan tetangga-tetangga kakek yang menderita “si A , si H, si T, (bnyak lagi) lho nek.. kasian sekali.... .. .. ...” percakapan yang lumayan lama dan aku hanya mendengarkan dengan pandangan aneh ke arah kakek ku.
Sekilas percakapan yang ku ingat, dan aku mengelap tubuh kakek dengan rasa ketakutan,
aku menyadari kalau itu hanyalah mimpi.. lalu kakek ku berkata “G usah takut,
ini Cuma mimpi” lalu beliau minum segelas air putih dan pergi sambil mengusap
kepalaku.
Aku
terisak tangis dan berlari mencari kemana kakek ku pergi, tapi tak kudapati
kemana beliau berjalan.
Saat
itu aku tidak begitu mengerti “BAB Alam kubur”, barulah aku mengerti ketika
mendapatkan pelajaran itu dan aku tau doa lah yang bisa membuat kakek ku tenang
di alam sana, aku juga tidak akan menangisi kepergian kakek lagi karena airmata
dapat menghambat nya menuju ketenangan.
Pagi-pagi
aku bercerita pada orangtua ku, dan mereka
hanya tersenyum, kata mereka nanti sore memang mau pergi ke pemakaman. Sore itu aku ikut ke pemakaman, ternyata di
sana memang gersang dan tidak ada pohon yang rindang karena pohon jati
menggugurkan daun nya, tidak ada bunga kamboja.. mungkin ada tapi bisa di
hitung. Aku berdoa, di tengah tengah doa ku.. aku mendengar rintihan tangisan
dari arah belakang,mungkin jaraknya 2 meter, telingaku berdengung dan tiba tiba
aku melihat bayangan banyak orang di balik semak2 perbatasan pemakaman. Aku berdiri
dan memandang ke arah sekitar.. aku terkaget.. karena nama-nama di batu nisan
itu adalah nama nama yang kakek ceritakan pada nenek semalam, nama yang paling aku
ingat tidak ku temukan di situ.. aku menuju ke bawah pohon untuk bersandar, “Awas
nginjak kuburan” kata sepupuku.. aku melihat kebawah dan mencari-cari... Hampir
tidak terlihat karena Rata,tetapi bisa terlihat dari nisan nya yang menunjukkan
kalau usia makan itu sudah tua, “ itu kan kuburan nya (....) 30 tahun sudah
jadi rata gitu,gak ada yang ngurusin apa ya?” terdengar perbincangan beberapa
keluargaku. Haaaahh?? Aku kembali ke samping makan kakek ku dan menabur bunga.
Sejenak
terdengar Anjing menggonggong keras, dan aku melihat sekeliling, tapi tidak ada
apa-apa, tidak ada siapa-siapa kecuali orang tua dan keluarga dekat. Aku menyiramkan
air putih ke atas makan, kemudian aku tersentak oleh sentuhan seseorang di
kepalaku,atau hanya imajinasi ku? Tidak.. aku merasakan nya! Pertarungan batin
dimulai,aku merasakan takut dan aku meminta untuk di antar pulang, tapi mereka
masih sibuk menanam pohon dan berdoa, aku berjalan sendiri menuju rumah, jalan
setapak itu begitu terjal hingga beberapa kali aku hampir jatuh tersandung
batu, tapi langkahku terhenti saat ku dapati seorang nenek-nenek tepat di depan
ku menangis tersedu dan menatap ku, aku ketakutan dan berlari kencang... sampai
akhirnya aku sampai di rumah.
Aku tidak
pernah merasakan hal setakut ini sebelumnya.... lebih takut daripada aku tidak
mengerjakan PR !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar, tapi jangan nyepam ya ....