Halaman

Jumat, 30 Maret 2012

Antara Nyata dan Alam Bawah Sadar


Hari demi hari aku lalui, Rasa rindu pada sosok seorang kakek yang sangat penyayang, yang mengajari ku banyak hal, dan selalu menceritakan pengalaman semasa muda. Dulu ketika ujian sekolah sudah dekat, aku selalu datang dan meminta doa pada kakek lalu beliau akan menceritakan cerita-cerita yang menarik. Keistimewaan kakek ku adalah bisa menguasai beberapa bahasa, walau pun demikian.. kejeniusan nya tidak menurun padaku (hiiikkkkssss) Masih teringat saat kakek ku mnyanyikan lagu “kimigayo” dan menepuk-nepukkan kedua tangan ku.
                Hari itu aku sangat merindukan sang kekek, Dulu kata kakek mau nerusin cerita nya.. tapi kenapa kakek pergi?
                Malam itu, aku tak berharap apa-apa.. aku hanya berdoa dan memejamkan mata.. Beberapa saat kemudian aku berada di dalam sebuah rumah yang tak asing lagi,
ya! Rumah nenek ku. Terdengar percakapan antara nenek dengan putra-putri nya, Kemudian aku melihat-lihat ke arah luar jendela dan mendapati kakek ku berjalan dengan terhuyung-huyung, kaos putih yang sering di kenakan nya ketika masih hidup terlihat kotor dengan noda tanah, wajah putih nya hanya tersenyum melihat ke arah ku lalu memasuki rumah.
                Kedatangan kakek ku itu langsung membuat semua terkejut, lalu nenek ku bertanya.
“Kek.. kenapa  kesini... ayo kembali ke rumah kamu..”
dan kakek ku menjawab “ Sebentar nek.. kangen sama anak cucu, di tinggal pada nangis semua gitu. disana gak enak, pengap,panas, aku haus,kenapa kakek gak di bawain pohon..“ lalu bercerita orang-orang yang menemani beliau,dan tetangga-tetangga kakek yang menderita “si A , si H, si T, (bnyak lagi) lho nek.. kasian sekali.... .. .. ...” percakapan yang lumayan lama dan aku hanya mendengarkan dengan pandangan aneh ke arah kakek ku.
Sekilas percakapan yang ku ingat, dan aku  mengelap tubuh kakek dengan rasa ketakutan, aku menyadari kalau itu hanyalah mimpi.. lalu kakek ku berkata “G usah takut, ini Cuma mimpi” lalu beliau minum segelas air putih dan pergi sambil mengusap kepalaku.
                Aku terisak tangis dan berlari mencari kemana kakek ku pergi, tapi tak kudapati kemana beliau berjalan.
                Saat itu aku tidak begitu mengerti “BAB Alam kubur”, barulah aku mengerti ketika mendapatkan pelajaran itu dan aku tau doa lah yang bisa membuat kakek ku tenang di alam sana, aku juga tidak akan menangisi kepergian kakek lagi karena airmata dapat menghambat nya menuju ketenangan.
                Pagi-pagi aku bercerita pada orangtua ku, dan  mereka hanya tersenyum, kata mereka nanti sore memang mau pergi ke pemakaman.  Sore itu aku ikut ke pemakaman, ternyata di sana memang gersang dan tidak ada pohon yang rindang karena pohon jati menggugurkan daun nya, tidak ada bunga kamboja.. mungkin ada tapi bisa di hitung. Aku berdoa, di tengah tengah doa ku.. aku mendengar rintihan tangisan dari arah belakang,mungkin jaraknya 2 meter, telingaku berdengung dan tiba tiba aku melihat bayangan banyak orang di balik semak2 perbatasan pemakaman. Aku berdiri dan memandang ke arah sekitar.. aku terkaget.. karena nama-nama di batu nisan itu adalah nama nama yang kakek ceritakan pada nenek semalam, nama yang paling aku ingat tidak ku temukan di situ.. aku menuju ke bawah pohon untuk bersandar, “Awas nginjak kuburan” kata sepupuku.. aku melihat kebawah dan mencari-cari... Hampir tidak terlihat karena Rata,tetapi bisa terlihat dari nisan nya yang menunjukkan kalau usia makan itu sudah tua, “ itu kan kuburan nya (....) 30 tahun sudah jadi rata gitu,gak ada yang ngurusin apa ya?” terdengar perbincangan beberapa keluargaku. Haaaahh?? Aku kembali ke samping makan kakek ku dan menabur bunga.
                Sejenak terdengar Anjing menggonggong keras, dan aku melihat sekeliling, tapi tidak ada apa-apa, tidak ada siapa-siapa kecuali orang tua dan keluarga dekat. Aku menyiramkan air putih ke atas makan, kemudian aku tersentak oleh sentuhan seseorang di kepalaku,atau hanya imajinasi ku? Tidak.. aku merasakan nya! Pertarungan batin dimulai,aku merasakan takut dan aku meminta untuk di antar pulang, tapi mereka masih sibuk menanam pohon dan berdoa, aku berjalan sendiri menuju rumah, jalan setapak itu begitu terjal hingga beberapa kali aku hampir jatuh tersandung batu, tapi langkahku terhenti saat ku dapati seorang nenek-nenek tepat di depan ku menangis tersedu dan menatap ku, aku ketakutan dan berlari kencang... sampai akhirnya aku sampai di rumah.
                Aku tidak pernah merasakan hal setakut ini sebelumnya.... lebih takut daripada aku tidak mengerjakan PR !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar, tapi jangan nyepam ya ....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...